Selasa, 08 Desember 2009

Gerakan Kebersihan dan Penghijauan di Lingkungan Sekolah


1. Lingkungan dan Kebersihan

Lingkungan adalah bagian yang tidak dapat di pisahkan dari kehidupan manusia. Lingkungan itu adalah segala sesuatu yang mengelilingi kita seperti udara , tanah ,sungai , hewan , dan tumbuh-tumbuhan terutama manusia semua tergolong dalam lingkungan hidup . Komponen itu saling memberi pengaruh baik , pengaruh positif maupun negatif bagi kehidupan manusia . Lingkungan tersebut bersifat umum, sedangkan lingkungan yang lebih khusus kita kemukakan dalam bentuk lingkungan pendidikan karena berkaitan dengan gerakan kebersihan di lingkungan sekolah.

lingkungan sekolah dengan kata lain yaitu Wawasan Wiyata Mandala. Artinya sekolah adalah sebagai lembaga pendidikan mempunyai tugas dan fungsi menggerakkan belajar mengajar. Kegiatan belajar mengajar bisa terlaksana dengan baik apabila di dukung oleh lingkungan yang bersih , aman, nyaman , tertib , hal iu sangat mempengaruhi keberhasilan kegiatan pendidikan.

Keberhasilan adalah salah satu faktor pendukung untuk mencapai hidup sehat. Di lingkungan sekolah perlu diciptakan lingkungan yang bersih sehingga dapat menambah gairah bagi setiap komponen yang melakukan tugasnya. Di samping itu akan tercipta lingkunga yang indah , nyaman serta menumbuhkan suasana yang sehat . 

Salah satu bentuk upaya untuk terciptanya lingkungan yang sehat dan bersih harus melalui pembinaan pada semua unsur yang ada dalam lungkungan sekolah itu baik secara langsung atau dengan membuat slogan - slogan seperti "kebersihan sebagian dari iman" "buanglah sampah pada tempatnya" "bersih itu indah", dll. Hal itu adalah suatu anjuran agar semua komponen yang ada harus melaksanakan dan saling menjaga agar lingkunga tetap bersih . Bersih berarti terhindarnya lingkungan dimana kita berada dari berbagai sampah yang akan mengganggu pemandangan dan kesehatan bagi kehidupan manusia.

2. Komponen yang terkait dalam gerakan kebersihan lingkungan sekolah

Dalam lingkungan sekolah terdiri dari berbagai sarana dan prasarana , pendidik dan anak yang akan terdidik , kepala sekolah , wakil kepsek , guru , tenaga pelaksana. Di antara semua komponen-komponen memiliki tugas dan tanggung jawab masing-masing sehingga tidak terjadi saling melempar tanggung jawab . Sarana dan prasarana sekolah hendaknya di bersihkan agar tidak mengganggu KBM . Komponen yang bertanggung jawab langsung dengan kebersihan lingkungan sekolah adalah Siswa , Serta pembantu pelaksana atau pesuruh sekolah, sedangkan kepsek dan sebagai guru pembina , pengarah serta ikut mengawasi kegiatan yang dilakukan oleh petugas tersebut. Bila dilaksanakan dengan baik maka di lingkungan sekolah akan tercipta lingkungan yang bersih aman dan indah.

3 . bagian yang perlu di perhatikan untuk kebersihan 

Lingkungan sekolah memiliki batasan ruang lingkup serta petugas yang melaksanakannya sebagai tanggung jawab masing-masing komponen di antaranya :  

A . di ruang kelas 

merupakan tugas dan tanggung jawab bagi semua siswa yang ada di dalam kelas tersebut untuk menjaga kelas agar tetap bersih nyaman dan indah sehingga kegiatan belajar mengajar bisa terlaksana dengan baik sesuai dengan tujuan dan untuk mencapai hasil yang maksimal.

B . di halaman sekolah

halaman merupakan sarana yang harus dijaga kebersihannya. Halaman merupakan tempat yang di gunakan untuk upacara , olahraga dan kegiatan yang bersifat massal , tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakannya adalah semua komponen yang ada dalam lingkungan sekolah yang dilaksanakan secara gotong royong .

C . saluran air atau got

saluran itu harus di bersihkan agar tidak tergenang lebih lebih pada musim hujan . Bila tidak di bersihkan , sampahnya akan menimbulkan banjir dan wabah penyakit.

D . wc atau toilet

sarana itu sangat penting bagi siswa karena wc tersebut di manfaatkan setiap hari untuk membuang air kecil atau besar. Wc bersih merupakan cerminan lingkungan bersih dan hidup sehat.

E . kebersihan di luar lingkungan sekolah 

Radius 100m dari sekolah merupakan tanggung jawab komponen sekolah , bila tempat itu kosong tidak di huni oleh masyarakat , atau batas badan jalan merupakan tanggung jawab sekolah untuk membersihkan secara gotong royong. 

4. lingkungan pelaksanaan kebersihan dan lingkungan

A . rencana tata ruang untuk meletakkan sampah sampah agar tidak beserakan di mana mana tidak mengganggu kesehatan dan pemandangan

B . melakukan pembagian tuags pada komponen komponen jelas merupakan batas tanggung jawabnya sehingga tidak terjadi benturan dan saling lempar tanggung jawab.

C . pelaksanaan tugas kegiatan , pelaksanaan itu sesuai dengan tugas dan tanggung jawab dan masing masing sesuai dengan ketentuan yang telah di tetapkan oleh para pembina atau atasan , untuk pembantu sekolah ditetapkan oleh kepsek sedangkan petugas dari siswa di atur oleh wali kelas masing masing 

5 . jadwal serta alat yang digunakan dalam kegiatan kebersihan lingkungan sekolah 

A . di ruang kelas merupakan tanggung jawab siswa di bantu  oleh wali kelas untuk mengatur , membina dengan cara membagi tugas piket kepada setiap siswa berupa piket harian . Adapun tugas dan tanggung jawabnya adalah menyapu , mengepel , dan tugas lainnya yang berkaitan dengan kebersihan kelas

B . di halaman sekolah dan wc petugas utama nya adalah pesuruh sekolah dan bagian kebersihan lingkungan seperti ruang guru dan kantor juga merupakan tanggung  jawab dari pembantu atau pesuruh sekolah untuk membersihkan . Adapun jadwal serta alat yang digunakan sesuai dgn kebutuhan dan jumlah pesuruh sekolah yang ada

C . kebersihan di halaman sekolah yang sangat luas dapat di lakukan secara serentak dan di buatkan jadwal seperti jumat bersih dll sehingga lingkungan sekolah tampak bersih .

D . lomba kebersihan kelas dan lingkungan dapat di jadwalkan sebulan sekali atau secara berkala sehingga dapat memberi motifasi pada setiap komponen sekolah untuk saling berlomba lingkungan sehat dan bersih serta menanamkan budaya bersih 

6 . pembagian tugas kegiatan kebersihan lingkungan sekolah

Kepsek harus melakukan pembagian tugas pada pembantu sekolah tentang tugas dan batas kewenangan yang merupakan ruang lingkup serta batasan batasan menjaga kebersihan agar tidak saling melempar tanggung jawab di antara petugas petugas tersebut .  Wali kelas membagi tugas pada setiap siswa yang merupakan binaannya seperti pembagian tugas piket harian agar terlaksananya tugas itu bagi wali kelasuntuk melakukan pengawasan , pembinaan serta kontrol terhadap pelaksanaan tugas siswa tersebut.

Mudik




Mudik


Mudik adalah kegiatan perantau/pekerja migran untuk kembali ke kampung halamannya. Mudik di Indonesia identik dengan tradisi tahunan yang terjadi menjelang hari raya besar keagamaan misalnya menjelang Lebaran. Pada saat itulah ada kesempatan untuk berkumpul dengan sanak saudara yang tersebar di perantauan, selain tentunya juga sowan dengan orang tua. Tradisi mudik hanya ada di Indonesia.




Angkutan mudik

Beban yang paling berat yang dihadapi dalam mudik adalah penyediaan sistem transportasinya karena secara bersamaan jumlah masyarakat menggunakan angkutan umum atau kendaraan melalui jaringan jalan yang ada sehingga sering mengakibatkan penumpang/pemakai perjalanan menghadapi kemacetan, penundaan perjalanan.



Tips Mudik Aman dan Nyaman




Lebaran sudah diambang pintu, saatnya merayakan kemenangan setelah sebulan lamanya berpuasa menahan segala lapar dan nafsu, saatnya saling memaafkan atas segala dosa yang diperbuat dan saatnya mudik ke kampung halaman.

Mudik atau pulang kampung bukan suatu beban berat bagi yang kebetulan kampung halamannya bisa ditempuh dalam hitungan jam, namun bagi yang harus menempuh perjalanan seharian atau bahkan berhari-hari apalagi dengan membawa kendaraan pribadi, acara mudik harus dipersiapkan benar-benar, terutama kondisi fisik. Hal ini untuk menciptakan rasa aman dan nyaman selama perjalanan.
Yang tak kalah pentingnya adalah kondisi kendaraan, pastikan jauh-jauh hari bahwa kendaraan yang akan dipakai sudah siap 'tempur'.


Budaya Mudik Seterusnya Budaya Urbanisasi

Mudik telah datang seiring tutup bulan Ramadhan kali ini, tidak jauh-jauh dari pemandangan sebelumnya meskipun himpitan ekonomi semakin sempit, mudik masih saja diminati para perantau.

Kenapa demikian, budaya kalau boleh dibilang begitu karena ya memang dari dulu sudah seperti itu. Namun jika ditanya dalam hati para pemudik pastinya ada alasan penting selain sekadar budaya yang tercipta karena kebiasaan saja.

Mudik boleh juga diartikan secara sederhana dengan sebuah proses untuk menelusuri dan mengikatkan diri kepada akar sosial kita. Entah anda ini seorang pejabat tinggi, direktor maupun pengusaha, ketika dirantau anda tetap saja Mr Nobody atau sekedar nomor saja, tetapi dikampung halaman sendiri kita dapat menghayati kembali makna kedudukan sebagai adik, paman, keponakan, saudara ataupun anak.

Disitu kita dapat merasakan kembali kasih sayang tanpa pamrih, kasih sayang yang tulen bukan hanya sekedar basa-basi. Dengan tinggal beberapa saat saja di desa, kita dapat menyadari kembali makna sosial dari seorang tetangga, sahabat ataupun saudara, jadi bukan hanya sekedar sebagai orang lain yang tinggal di seberang rumah atau di samping meja kerjanya seperti yang dihayati di Kota. Di kampung halaman kita bisa mendapatkan kembali harkat dan nilai kemanusiaan kita lagi.

Duta Kota
Ada yang menarik terlepas dari makna mudik, sebenarnya pemudik dari kota secara tidak langsung telah menjadi Duta Kota. Duta bagi banyak produk-produk urban. Dari orang kota yang mulai phobia pada ketombe, misalnya, orang-orang kampung akan makin mengenal lebih banyak lagi merek pencuci rambut dari yang selama ini belum mereka kenal.

Orang-orang kota (perantau) secara tak sengaja akan memperkenalkannya ketika mudik. Dering ponsel dimana-mana akan mengajarkan betapa pentingnya komunikasi langsung, secara cepat dan tanpa basa-basi. Gaya hidup semisal mencuci tangan dengan cairan pembersih, pertama-tama mungkin akan mencengangkan orang desa. Tetapi tak tertutup mereka pun bisa jadi makin tak percaya pada air dari sumur mereka sendiri. Mobil-mobil dengan berbagai gaya, ukuran dan simbol juga akan membawa banyak pengertian baru bagi mereka yang jauh di pelosok; tentang arti sukses, tentang arti kerja keras, tetapi bisa pula tentang betapa telah tertinggalnya mereka.

Lantas apakah proses pembelajaran itu akan jadi searah saja, dari mereka yang mudik kepada mereka yang diudik? Tidak dapatkah arah itu dibalik, justru yang mudik lah belajar dari yang udik? Tidak dapatkah kita menempatkan diri bukan hanya sebagai ‘duta kota besar,’ melainkan sebagai warga yang kini ingin kembali menggali nilai-nilai dan banyak hal lain yang (mungkin) telah lama hilang?

Nampaknya para pertumbuhan ekonomi acap kali di klaim sebagai jerih payah mereka para pejabat maupun pembisnis besar kota. Para anggota parlemen, yang mulai dari busa tempat duduk di ruang sidang hingga air yang ia gunakan mandi di rumah dinasnya dibayari oleh publik, bisa berkaca tentang apa artinya hidup di udik dengan segala keterbatasannya. Apa harapan dan keprihatinan mereka yang tertinggal itu.

Para pebisnis barangkali bisa pula menggali nilai-nilai yang selama ini terabaikan, baik dalam memilih lahan bisnis, dalam mengiklankan produk, dalam mematok harga dan banyak hal lagi. Saatnya mungkin kita mengukur kejujuran, apakah bahan baku produk kita seperti air, sayuran dan sejenisnya yang kita katakan berasal dari pegunungan, benar-benar berasal dari sana.

Tak kalah penting pula, apakah kita telah memberi imbalan yang pantas kepada mereka yang menghasilkannya, yang secara tidak langsung telah medukung citra produk mau pun perusahaan kita.

Budaya Urbanisasi
Barangkali piar-piar kota tersebut sangat ahli menceritakan bagaimana gaya hidup dikota yang begitu gemerlap, sampai pada ukuran kesuksesan yang disimbolkan dengan merek jins buatan luar negeri seharga setengah kwintal beras mereka.

Tak ayal, Purwanto yang telah dua tahun bertani semenjak menyelesaikan sekolah tingkat menengah pertama ingin ikut mengadu nasib di kota-kota besar yang menyediakan berbagai mimpi yang belum pernah Purwanto bayangkan sebelumnya. Tentunya dengan keterbatsan skill, pendidikan dan semuanya sangat sulit bagi semua orang kampung semacam Purwanto untuk menggapai segudang impian di kota.

Sedangkan volume arus mudik bisa dipastikan akan lebih besar menyerbu kota-kota besar. Perantau-perantau baru selalu menjai masalah pemerintah kota seperi Jakarta. Namun pernahkan kita semua berpikir apa yang sedang terjadi di kampung-kampung udik seperti sekarang ini?

Jawabanya,sama seperti kota-kota besar, dengan keterbaasan potensi daerah yang tidak bisa lagi mencukupi kebutuhan, banyak kemelaratan terjadi di kampung, harga minyak ataupun listrik sama menyekiknya yang terjadi di kota.

Lantas apakah ini, Indonesia bukan Jakarta, persoalan Indonesia bukan hanya persoalan Ibukota, sedagkan pengharapan satu-satunya dari wakil-wakil rakyat melempem, kandas tak bisa berbuat apa-apa, ada masalah yang lebih penting kata mereka.



Tips Aman Meninggalkan Rumah Saat Mudik Lebaran


Mudik ke kampung sudah jadi tradisi bagi bangsa Indonesia. Di masa mudik nanti ibu kota, Jakarta bakal ditinggal jutaan penduduknya, rumah-rumah pun akan ditinggal kosong.

Untuk itu perlu kerjasama dengan tetangga sekitar. Warga yang mudik bisa menitipkan kunci pada tetangganya, minta tolong untuk mematikan lampu pada siang hari. Kegiatan siskamling juga harus digiatkan. “Yang penting, jangan memberikan tanda-tanda ke orang asing bahwa rumah dalam keadaan kosong,”

Pengamanan ketat akan dimulai pada tujuh hari sebelum Lebaran (H-7) hingga tujuh hari
sesudah Lebaran (H+7). 

*Sebelum meninggalkan rumah jangan lupa mencabut selang gas serta kompor, mematikan PAM dan semua aliran listrik yang tidak digunakan serta hal-hal lainnya yang sekiranya dapat menimbulkan bahaya.

*Pastikan pintu dan jendela rumah Anda terkunci. Jika perlu, pasang alarm atau kamera tersembunyi (CCTV) di area-area tertentu untuk mencegah pencuri masuk ke rumah.

*Agar tidak menarik perhatian pencuri, gunakanlah lampu LED yang menyala otomatis saat malam hari dengan memakai sensor cahaya. Anda tidak perlu repot menyalakan atau mematikan lampu, karena lampu akan menyala sendiri menjelang maghrib.

*Jangan meletakan barang-barang berharga seperti uang dan perhiasan di lemari rumah Anda. Sebaiknya uang dan perhiasan disimpan di bank atau rumah pegadaian agar lebih aman.

*Laporlah kepada ketua RT/RW setempat tentang kepergian Anda. Berikan pula nomor telepon genggam yang bisa dihubungi. Apabila terjadi hal-hal darurat Anda akan mudah dihubungi.

*Titiplah rumah Anda kepada tetangga terdekat yang tidak mudik. Langkah tersebut dilakukan karena hanya Anda dan tetangga yang sangat mengetahui keamanan lingkungan sekitar.

*Informasikan kepada petugas keamanan di lingkungan sekitar mengenai rencana mudik Anda. Mintalah bantuannya agar berkeliling mengontrol rumah Anda.

*Mintalah bantuan seseorang untuk memeriksa rumah Anda beberapa hari sekali. Sekaligus minta bantuannya untuk membersihkan rumah. Sebab pencuri tahu betul rumah yang tidak terawat biasanya tidak berpenghuni.

*Jika Anda mempunyai hewan peliharaan, titiplah ke tempat penitipan hewan agar hewan kesayangan Anda tidak terlantar atau Anda bisa juga menitipkannya kepada orang terdekat.

*Jika Anda berlangganan koran atau majalah, beritahukan kepada agen koran dan majalah untuk tidak mengirimkannya selama Anda pergi. Ini untuk menghindari penumpukan koran dan majalah saat rumah ditinggal mudik.
 

Sabtu, 28 November 2009

khitanan Massal


Sosial Masyarakat : 


Jerit tangis dan wajah pasrah 17 anka-anak laki-laki dan wajah bangga kedua orang tuanya mewarnai kegiatan khitanan massal yang diselenggarakan Baitul DPRa Citeureup Kabupaten Bandung di halaman rumah salah satu rumah warga RW07, Lamajang, Dayeuhkolot pada Minggu 22 Juni 2008. Kegiatan bakti sosial yang sudah sering diselenggarakan dan kali ini dilaksanakan dalam kegiatan khitanan massal ini dilakukan bekerjasama RT dan RW setempat, warga masyarakat, dan para donatur.

Kegiatan khitanan massal ini dibuka oleh Bapak Jay Sunjana sebagai perwakilan dari DPC PKS, beliau mengatakan, kegiatan ini adalah salah satu wujud nyata dalam melaksanakan sunnah rasul. Tanggapan positif lainnya, juga disampaikan oleh Pak Lurah, Bapak Oleh S., dan Pak RW, Bapak Sengkono. Beliau mengatakan bahwa PKS adalah partai yang benar-benar peduli dan terjun langsung ke masyarakat kecil, dan beliau juag berharap agar kerjasama dalam kegiatan positif seperti ini akan semakin sering dilaksanakan kedepannya.

Peserta yang mengikuti khitanan massal kali ini berasal dari daerah sekitar citeureup seperti Sukabirus, Lamajang dan Dayeuhkolot. Sejak pukul 06.00 pagi, didampingi keluarga masing-masing, peserta sudah berdatangan dengan mengenakan pakaian muslim. Keantusiasan para peserta terlihat ketika mereka diajak menyerukan takbir olah Bapak Jay Sunjana.

Setelah berbagai macam acara pembukaan, proses khitan akhirnya dimulai dari pukul 08.00 pagi. Berkat bantuan tim medis yang cekatan, hanya dalam waktu 1 jam lebih sedikit, proses khitan sudah selesai. Sebelum dikhitan, para peserta diphoto terlebih dahulu bersama keluarga yang mengantarnya. Tidak sedikit, anak-anak yang menangis ketika dikhitan tetapi tangisan itu menjadi senyuman ketika selesai di khitan, diphoto lagi dan diberi bingkisan yang berisi pakaian muslim, kue, sumbangan dan lainnya.

Pukul 09.30, kegiatan ini berakhir tanpa hambatan yang berarti. Seluruh panitia mengucapka terimakasih sebesar-besarnya kepada para donatur, tim medis, perangkat desa, dan warga masyarakat yang sudah membantu dari hari-hari sebelum kegiatan sampai ke pembongkaran tenda. Semoga amal kebaikan kita semua diberkahi Allah swt.

Ondel Ondel


Salah satu bentuk pertunjukan rakyat Betawi yang sering ditampilkan dalam pesta-pesta rakyat adalah ondel-ondel. Nampaknya ondel-ondel memerankan leluhur atau nenek moyang yang senantiasa menjaga anak cucunya atau penduduk suatu desa.

Ondel-ondel yang berupa boneka besar itu tingginya sekitar ± 2,5 m dengan garis tengah ± 80 cm, dibuat dari anyaman bambu yang disiapkan begitu rupa sehingga mudah dipikul dari dalarnnya. Bagian wajah berupa topeng atau kedok, dengan rambut kepala dibuat dari ijuk. Wajah ondel-ondel laki-laki di cat dengan warna merah, sedang yang perempuan dicat dengan warna putih. Bentuk pertunjukan ini banyak persamaannya dengan yang terdapat di beberapa daerah lain.

Di Pasundan dikenal dengan sebutan Badawang, di Jawa Tengah disebut Barongan Buncis, sedangkan di Bali lebih dikenal dengan nama Barong Landung. Menurut perkiraan jenis pertunjukan itu sudah ada sejak sebelum tersebarnya agama Islam di Pulau Jawa.

Semula ondel-ondel berfungsi sebagai penolak bala atau gangguan roh halus yang gentayangan. Dewasa ini ondel-ondel biasanya digunakan untuk menambah semarak pesta- pesta rakyat atau untuk penyambutan tamu terhormat, misainya pada peresmian gedung yang baru selesai dibangun. Betapapun derasnya arus modernisasi, ondel-ondel ternyata masih tetap bertahan dan menjadi penghias wajah kota metropolitan Jakarta.

Musik Pengiring

Musik yang mengiringi ondel-ondel tidak tertentu, tergantug dari masing-masing rombongan. Ada yang diiringi tanjidor, seperti rombongan ondel-ondel pimpian Gejen, kampong setu. Ada yang diiringi dengan pencak Betawi seperti rombongan “Beringin Sakti” pimpinan Duloh, sekarag pimpinan Yasin, dari Rawasari. Adapula yang diirig Bende, “Kemes”, Ningnong dan Rebana ketimpring, seperti rombogan ondel-ondel pimpinan Lamoh, Kalideres. Ondel-ondel betawi tersebut pada dasarnya masih tetap bertahan dan menjadi penghias di wajah kota metropolitan Jakarta.

Batik


Sejarah teknik batik

Seni pewarnaan kain dengan teknik pencegahan pewarnaan menggunakan malam adalah salah satu bentuk seni kuno. Penemuan di Mesir menunjukkan bahwa teknik ini telah dikenal semenjak abad ke-4 SM, dengan diketemukannya kain pembungkus mumi yang juga dilapisi malam untuk membentuk pola. Di Asia, teknik serupa batik juga diterapkan di Tiongkok semasa Dinasti T'ang (618-907) serta di India dan Jepang semasa Periode Nara (645-794). Di Afrika, teknik seperti batik dikenal oleh Suku Yoruba di Nigeria, serta Suku Soninke dan Wolof di Senegal. Di Indonesia, batik dipercaya sudah ada semenjak zaman Majapahit, dan menjadi sangat populer akhir abad XVIII atau awal abad XIX. Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai awal abad XX dan batik cap baru dikenal setelah Perang Dunia I atau sekitar tahun 1920-an.

Walaupun kata "batik" berasal dari bahasa Jawa, kehadiran batik di Jawa sendiri tidaklah tercatat. G.P. Rouffaer berpendapat bahwa tehnik batik ini kemungkinan diperkenalkan dari India atau Srilangka pada abad ke-6 atau ke-7. Di sisi lain, J.L.A. Brandes (arkeolog Belanda) dan F.A. Sutjipto (arkeolog Indonesia) percaya bahwa tradisi batik adalah asli dari daerah seperti Toraja, Flores, Halmahera, dan Papua. Perlu dicatat bahwa wilayah tersebut bukanlah area yang dipengaruhi oleh Hinduisme tetapi diketahui memiliki tradisi kuna membuat batik.

G.P. Rouffaer juga melaporkan bahwa pola gringsing sudah dikenal sejak abad ke-12 di Kediri, Jawa Timur. Dia menyimpulkan bahwa pola seperti ini hanya bisa dibentuk dengan menggunakan alat canting, sehingga ia berpendapat bahwa canting ditemukan di Jawa pada masa sekitar itu.

Legenda dalam literatur Melayu abad ke-17, Sulalatus Salatin menceritakan Laksamana Hang Nadim yang diperintahkan oleh Sultan Mahmud untuk berlayar ke India agar mendapatkan 140 lembar kain serasah dengan pola 40 jenis bunga pada setiap lembarnya. Karena tidak mampu memenuhi perintah itu, dia membuat sendiri kain-kain itu. Namun sayangnya kapalnya karam dalam perjalanan pulang dan hanya mampu membawa empat lembar sehingga membuat sang Sultan kecewa. Oleh beberapa penafsir,who? serasah itu ditafsirkan sebagai batik.

Dalam literatur Eropa, teknik batik ini pertama kali diceritakan dalam buku History of Java (London, 1817) tulisan Sir Thomas Stamford Raffles. Ia pernah menjadi Gubernur Inggris di Jawa semasa Napoleon menduduki Belanda. Pada 1873 seorang saudagar Belanda Van Rijekevorsel memberikan selembar batik yang diperolehnya saat berkunjung ke Indonesia ke Museum Etnik di Rotterdam dan pada awal abad ke-19 itulah batik mulai mencapai masa keemasannya. Sewaktu dipamerkan di Exposition Universelle di Paris pada tahun 1900, batik Indonesia memukau publik dan seniman.

Semenjak industrialisasi dan globalisasi, yang memperkenalkan teknik otomatisasi, batik jenis baru muncul, dikenal sebagai batik cap dan batik cetak, sementara batik tradisional yang diproduksi dengan teknik tulisan tangan menggunakan canting dan malam disebut batik tulis. Pada saat yang sama imigran dari Indonesia ke Persekutuan Malaya juga membawa batik bersama mereka.


Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak lama. Perempuan-perempuan Jawa di masa lampau menjadikan keterampilan mereka dalam membatik sebagai mata pencaharian, sehingga di masa lalu pekerjaan membatik adalah pekerjaan eksklusif perempuan sampai ditemukannya "Batik Cap" yang memungkinkan masuknya laki-laki ke dalam bidang ini. Ada beberapa pengecualian bagi fenomena ini, yaitu batik pesisir yang memiliki garis maskulin seperti yang bisa dilihat pada corak "Mega Mendung", dimana di beberapa daerah pesisir pekerjaan membatik adalah lazim bagi kaum lelaki.

Tradisi membatik pada mulanya merupakan tradisi yang turun temurun, sehingga kadang kala suatu motif dapat dikenali berasal dari batik keluarga tertentu. Beberapa motif batik dapat menunjukkan status seseorang. Bahkan sampai saat ini, beberapa motif batik tadisional hanya dipakai oleh keluarga keraton Yogyakarta dan Surakarta.

Batik merupakan warisan nenek moyang Indonesia ( Jawa ) yang sampai saat ini masih ada. Batik juga pertama kali diperkenalkan kepada dunia oleh Presiden Soeharto, yang pada waktu itu memakai batik pada Konferensi PBB.

Batik dipakai untuk membungkus seluruh tubuh oleh penari Tari Bedhoyo Ketawang di keraton jawa.

Corak batik

Ragam corak dan warna Batik dipengaruhi oleh berbagai pengaruh asing. Awalnya, batik memiliki ragam corak dan warna yang terbatas, dan beberapa corak hanya boleh dipakai oleh kalangan tertentu. Namun batik pesisir menyerap berbagai pengaruh luar, seperti para pedagang asing dan juga pada akhirnya, para penjajah. Warna-warna cerah seperti merah dipopulerkan oleh Tionghoa, yang juga mempopulerkan corak phoenix. Bangsa penjajah Eropa juga mengambil minat kepada batik, dan hasilnya adalah corak bebungaan yang sebelumnya tidak dikenal (seperti bunga tulip) dan juga benda-benda yang dibawa oleh penjajah (gedung atau kereta kuda), termasuk juga warna-warna kesukaan mereka seperti warna biru. Batik tradisonal tetap mempertahankan coraknya, dan masih dipakai dalam upacara-upacara adat, karena biasanya masing-masing corak memiliki perlambangan masing-masing.

Cara pembuatan

Semula batik dibuat di atas bahan dengan warna putih yang terbuat dari kapas yang dinamakan kain mori. Dewasa ini batik juga dibuat di atas bahan lain seperti sutera, poliester, rayon dan bahan sintetis lainnya. Motif batik dibentuk dengan cairan lilin dengan menggunakan alat yang dinamakan canting untuk motif halus, atau kuas untuk motif berukuran besar, sehingga cairan lilin meresap ke dalam serat kain. Kain yang telah dilukis dengan lilin kemudian dicelup dengan warna yang diinginkan, biasanya dimulai dari warna-warna muda. Pencelupan kemudian dilakukan untuk motif lain dengan warna lebih tua atau gelap. Setelah beberapa kali proses pewarnaan, kain yang telah dibatik dicelupkan ke dalam bahan kimia untuk melarutkan lilin.



Wayang


Wayang dikenal sejak zaman prasejarah yaitu sekitar 1500 tahun sebelum Masehi. Masyarakat Indonesia memeluk kepercayaan [animisme] berupa pemujaan roh nenek moyang yang disebut hyang atau dahyang, yang diwujudkan dalam bentuk [arca] atau gambar.

Wayang merupakan seni tradisional Indonesia yang terutama berkembang di Pulau Jawa dan Bali. Pertunjukan wayang telah diakui oleh UNESCO pada tanggal 7 November 2003, sebagai karya kebudayaan yang mengagumkan dalam bidang cerita narasi dan warisan yang indah dan sangat berharga (Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity).

Ada versi wayang yang dimainkan oleh orang dengan memakai kostum, yang dikenal sebagai wayang orang, dan ada pula wayang yang berupa sekumpulan boneka yang dimainkan oleh dalang. Wayang yang dimainkan dalang ini diantaranya berupa wayang kulit atau wayang golek. Cerita yang dikisahkan dalam pagelaran wayang biasanya berasal dari Mahabharata dan Ramayana.

Pertunjukan wayang di setiap negara memiliki teknik dan gayanya sendiri, dengan demikian wayang Indonesia merupakan buatan orang Indonesia asli yang memiliki cerita, gaya dan dalang yang luar biasa.

Kadangkala repertoar cerita Panji dan cerita Menak (cerita-cerita Islam) dipentaskan pula.

Wayang, oleh para pendahulu negeri ini sangat mengandung arti yang sangat dalam. Sunan Kali Jaga dan Raden Patah sangat berjasa dalam mengembangkan Wayang. Para Wali di Tanah Jawa sudah mengatur sedemikian rupa menjadi tiga bagian. Pertama Wayang Kulit di Jawa Timur, kedua Wayang Wong atau Wayang Orang di Jawa Tengah, dan ketiga Wayang Golek di Jawa Barat. Masing masing sangat bekaitan satu sama lain. Yaitu "Mana yang Isi(Wayang Wong) dan Mana yang Kulit (Wayang Kulit) harus dicari (Wayang Golek)".

JENIS JENIS WAYANG :

Wayang Kulit
Wayang Purwa
Wayang Madya
Wayang Gedog
Wayang Dupara
Wayang Wahyu
Wayang Suluh
Wayang Kancil
Wayang Calonarang
Wayang Krucil
Wayang Ajen
Wayang Sasak
Wayang Sadat
Wayang Parwa
Wayang Kayu
Wayang Golek / Wayang Thengul (Bojonegoro)
Wayang Menak
Wayang Papak / Wayang Cepak
Wayang Klithik
Wayang Beber
Wayang Orang
Wayang Gung (Kalimantan Selatan)
Wayang Topeng (wayang orang menggunakan topeng di Kalimantan Selatan)
Wayang Suket
Wayang Gung
Wayang Timplong
Wayang Arya
Wayang Potehi
Wayang Gambuh
Wayang Parwa
Wayang Cupak